Atau mungkin aku hanya berpikir aku melihatnya.
tetap saja. aku cukup yakin melihat sesuatu dibalik pepohonan yang tidak hijau atau coklat atau warna apapun yang seharusnya ada di alam.
dan saat aku mengintip dibalik dedaunan rimbun di sekitarku, aku melihat ada orang yang berdiri di dasar jurang yang cukup dalam di satu sisi jalur, dekat sekelompok bebatuan besar. bagaimana dia bisa melewati semua tumbuhan itu tanpa pisau untuk membuka jalur, aku tidak tahu. atau mungkin ada jalur lain yang tidak ku lihat.
tapi dia benar-benar disana. sedang apa aku tidak tau, aku berlari terlalu cepat untuk melihatnya.
lalu aku sudah keluar dari hutan, keluar dibawah terik matahari, dan melewati tempat parkir. beberapa wanita sedang keluar dari minivan dan menuju jalur anjing dengan border collie mereka. ada taman main dekat situ, tempat beberapa anak kecil sedang main dengan ayunan dan meluncur dari seluncuran, orang tua mereka menunggui dengan waspada kalau-kalau terjadi kecelakaan.
dan aku berpikir sendiri, apa aku benar-benar melihat apa yang kupikir kulihat? seorang pria berdiri didasar jurang itu?
atau aku cuma membayangkannya?
ada pegawai taman yang membawa gunting rumput di base ketiga lapangan baseball. aku tidak menyapanya. aku juga tidak tersenyum. bertaruh kalau mom pasti kaget mengetahui ini. dia kan yang selalu menyuruh ku tersenyum dengan orang asing. bahkan dia membuatku melambai! tidak hanya tersenyum, tapi melambai. citra. mom menyebutnya citra.
aku juga tidak bertanya tentang pria didasar jurang pada pegawai taman itu. mungkin seharusnya aku bertanya. bagaimana dengan anak-anak ditaman bermain itu? bagaimana kalau ternyata dia pelaku kekerasan terhadap anak kecil?
tapi aku tidak bilang apa-apa pada pegawai taman yang memegang gunting rumput. aku berlari melewatinya tanpa melakukan kontak mata. cukup sudah yang kulakukan untuk menjaga citra.
aku bisa melihat dad, lengan baju kuning terangnya, jauh disisi lain jalur lari. dia ketinggalan tiga perempat putaran dibelakangku. itu oke-oke saja. dia memang pelan, tapi dia tetap berlari. mom selalu bilang dad tidak akan sampai dengan cepat, tapi dia selalu sampai, pada akhirnya. mom sendiri boleh bicara. tapi dia sendiri tidak tahan lari. dia lebih senang senam aerobik.
kali ini, saat berlari menuju pepohonan, aku memerhatikan kedua sisi jalur untuk melihat tanda-tanda jalan setapak, atau apapun yang bisa dipakai pria tadi menuju ke jurang tanpa terkena onak dan duri semak-semak. tapi aku tidak melihat apapun.
dan saat aku melewati tempat aku melihatnya tadi, aku mendapati jurangnya sudah kosong. dia sudah tidak ada disana lagi. bahkan, tidak ada hal yang mengindikasikan dia pernah ada disana. mungkin aku memang cuma membayangkan nya saja. mungkin mom benar, dan aku harus mengurangi menghabiskan waktu ku di kolam renang dan lebih banyak pergi ke mall musim panas ini. mungkin aku kahawatir, aku mulai gila karena kurang berinteraksi dengan orang-orang seusiaku.
tepat saat itu aku membelok disudut, dan hampir menabraknya. dan sama sekali aku tidak membayangkan dia.
dia sedang bersama dua orang lain. hal pertama yang kuperhatikan tentang mereka-2 orang yang sedang bersama pria itu maksudku-adalah mereka berdua berambut pirang dan sangat menarik. cewek dan cowok, kira-kira seumur denganku. mereka berdiri di kedua sisi pria dari jurang tadi........yang, setelah kuperhatikan lebih dekat, bukan pria sama sekali, tapi cowok, juga seumurku. dia tinggi dan berambut gelap sepertiku.
tapi tak sepertiku, dia tidak bersimbah keringat atau terengah-engah. oh, dan dia juga sangat ganteng.
ketiganya mendongak, terpana, saat aku berlari kearah mereka. aku melihat cowok berambut pirang itu mengatakan sesuatu, dan cewek berambut pirang terlihat kesal.....mungkin karena aku hampir menabrak mereka. meski aku membelok tepat sebelum menabrak mereka.
cuma cowok yang berambut gelap yang tersenyum padaku. dia menatap tepat ke wajahku dan mengatakan sesuatu. hanya saja aku tidak tahu apa yang dikatakannya karena aku masih memakai earphone ku dan tidak mendengar nya.
yang kutahu, untuk alasan tertentu-aku tidak tahu kenapa-aku balas terseyum. bukan cuma untuk menjaga citra atau apa. itu sangat aneh. sepertinya dia tersenyum padaku dan bibirku otomatis tersenyum balik padanya-otakku tidak ikutan sama sekali. tidak ada keputusan yang kubuat untuk membalas senyumnya.
aku cuma tersenyum. seperti itu sudah kebiasaan atau apa. seperti senyumnya adalah senyum yang sudah sering kubalas. hanya saja aku belum pernah melihat cowok ini sebelum nya seumur hidupku. jadi bagaimana bisa bibir ku mengenali senyumnya?
jadi, aku sangat lega saat sudah berlari melewati mereka. kau tahu, menghindari senyum yang membuatku tersenyum balik, meski aku tidak mau. tidak perlu.
kelegaan ku hanya berumur pendek tapinya. karena aku melihat mereka lagi saat aku bersender di kap mobil kami, terengah engah dan sedang menghabiskan salah satu botol air yang dipaksa mom untuk dibawa aku dan dad. mereka muncul dari balik hutan-dua cowok dan si cewek-menuju mobil mereka masing-masing. cewek dan cowok pirang sedang berbicara dengan cepat pada si cowok berambut gelap. aku tidak cukup dekat untuk mendengar apa yang mereka katakan, tapi melihat ekspresi wajah mereka, kelihatannya mereka berdua tidak senang dengan nya. satu hal yang aku yakin, dia-si cowok berambur gelap-tidak lagi tersenyum.
akhirnya si cowok berambut gelap mengatakan sesuatu yang sepertinya menenangkan pasangan pirang itu, karena mereka tidak lagi terlihat kesal.
lalu si cowok pirang naik ke sabuah jeep, sementara si cowok berambut gelap masuk ke balik setir lan cruiser putih.......dan si cewek pirang masuk ke kursi penumpang di sebelahnya. ini mengejutkanku, karena kelihatannya dia dan si cowok pirang, dan bukan si cowok berambut gelap, yang berpasangan.
tapi, karena aku tidak punya banyak pengalaman dalam berpacaran, jelas aku bukan ahlinya. aku duduk diatas kap mobil kami dan memikirkan apa yang baru kusaksikan-pertengakaran sepasang kekasih? jual beli narkoba atau semacamnya?- saat dad akhirnya muncil tergopoh-gopoh.
"air" kuaknya, dan aku memberinya botol air yang lain. baru setelah kami masuk mobil, AC menyala dengan kekuatan penuh, dad bertanya "nah, lari yang menyenangkan?"
"yeah" kataku, agak terkejut dengan jawaban ku sendiri.
"mau lari lagi besok?" dad ingin tau.
"tentu" kataku, melirik ketempat aku melihat 3 orang tadi terakhir berdiri. mereka sudah lama pergi saat itu.
"bagus" kata ayahku, dengan suara yang sama sekali tidak antusias. kau bisa menebak, dia berharap aku akan menolak. tapi aku tidak bisa melakukan itu. bukan karena aku ingat betapa senangnya aku berlari, atau karena aku bersenang-senang dengan dad.
tapi karena-oke aku mengaku-aku barharap aku akan bertemu cowok cakep tadi-dan senyumnya-lagi.
0 Response to "AVALON HIGH #2"
Posting Komentar